Cerita ini sudah cukup masyhur dan
sering disampaikan oleh banyak orang, diambil dari kisah nyata yang terjadi
pada masa setelah tabi'in. Kisah tentang buah dari amanah, kisah seorang budak
penjaga kebun delima.
Suatu ketika tuan dari Sang Budak
membawa beberapa orang tamu datang mengunjungi kebun delimanya. Ia pun meminta
Sang Budak untuk memetikkan beberapa buah delima yang manis. Ia pun pergi
memetikkan beberapa buah delima untuk tuannya dan para tamu.
Tidak ada satupun buah delima yang
dipetik oleh Sang Budak terasa manis. Tuanya pun berkata kepadanya, "Sudah
berapa lama engkau bekerja di sini sehingga untuk membedakan mana delima yang
manis dan mana delima yang asam saja engkau tidak bisa?!"
Budak tersebut menajawab, "Wahai
tuanku, aku telah bekerja beberapa tahun di sini, dan tugasku bukanlah
mencicipi buah delima yang ada di kebun ini. Sungguh, amanahku adalah menjaga
kebun ini."
Tuannya tidak percaya ucapan Sang
Budak dan bertanya kepada pembantunya yang lain.
Ternyata, para pembantunya membenarkan
apa yang diucapan oleh Sang Budak. Ia tidak pernah mencicipi buah delima dari
kebun ini, sehingga tidak bisa membedakan mana delima yang asam dan mana delima
yang manis.
Lalu...
Sang majikan berkata kepada Budak
tersebut, "Bagaimana pendapatmu, Aku memiliki seorang anak gadis, kepada
siapa Ia seharusnya Aku nikahkan?"
Sang Budak menjawab, "Sungguh...
orang-orang Arab Jahiliyah menikahkan seseorang karena nasabnya, orang-orang
Yahudi menikahkan seseorang karena hartanya, dan orang-orang Nashrani
menikahkan seseorang karena fisiknya. Adapun kaum muslimin menikahkan seseorang
karena ketaqwaannya. Maka, termasuk golongan manakah engkau wahai tuanku?"
Tuannya menajawab, "Demi Allah,
aku seorang muslim, dan Aku hanya akan menikahkan putriku hanya kepada orang
bertaqwa... Sungguh, Aku belum pernah menemui seorang lelaki pun yang lebih
bertaqwa darimu !"
Sang Budak pun menikahi putri
majikannya... Pernikahan yang penuh barakah. Pernikahan yang diikat di atas
jalinan taqwa, atas dasar ketundukkan dan khasyah kepada Rabbnya...
Tidak heran, bila dari pernikahan yang
mulia ini lahir seorang laki-laki perkasa yang penuh taqwa. Seorang alim
sekaligus mujahid yang zuhud. Ayahnya menamakan anaknya Abdullah dan budak yang
amanah tersebut, Mubarak namanya. Sehingga anaknya dikenal dengan nama Abdullah
ibn Mubarak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar