Ilustrasi Seorang Dai
Dari judulnya bisakah sahabat mereka-reka isi dari tulisan ini?
Ya, tulisan ini akan bercerita tentang perspektif dakwah yang mungkin sering kita lupakan

Untuk memudahkan kita dalam memahami bagaimana sih seharusnya perspektif dari dakwah itu? Simak cerita yang satu ini ya. Cerita yang cukup dikenal di daerah Amerika ini mengisahkan tentang seorang Nenek dan ketiga cucu yang ingin memberikan hadiah terbaik pada hari ulang tahun Sang Nenek.
Kala itu anak cucu pertama, Alfred menghadiahkan rumah yang megah dan amat besar. Pikirnya Nenek suka memiliki rumah yang besar karena tempat tinggal neneknya sekarang kurang nyaman. Tak mau kalah dengan Alfred, Alfonso yang merupakan cucu kedua yang mengetahui neneknya suka jalan-jalan akhirnya menghadiahkan sebuah mobil mewah yang sangat nyaman untuk dikendarai lengkap beserta dengan supirnya. Cucu terakhir, El Cid tau bahwa neneknya adalah seorang kristiani yang taat, akhirnya Ia belikan burung beo yang hafal semua isi dari kitab Bible.

Apa tanggapan dari Sang Nenek?
Terhadap hadiah pertama Nenek justru berbicara, "Rumah yang kamu berikan baguus sekali, tapi sayang nenek sudah tua, hanya berjalan dari kamar tidur ke dapur saja lutut nenek sudah gemetaran."

"Mobil yang kamu berikan nyaman sekali," Ucap nenek kepada Alfonso, "Tapi sayang karena terlalu nyaman nenek suka tertidur di dalam mobil padahal nenek ingin bisa melihat pemandangan di luar mobil."

"Cid, kamu memang cucu nenek yang paling mengerti apa yang nenek suka! Ayam yang kamu kasih kemarin enak sekali rasanya!"

Bagaimana? Sudah menangkap pesan dari cerita singkat ini? :)

Ya, memang dalam dakwah sudut pandang yang sebaiknya digunakan oleh seorang juru dakwah adalah sudut pandang dari objek dakwahnya. Mengapa? Karena apa yang dikira baik oleh seorang dai belum tentu dianggap baik dan ditanggapi dengan baik pula oleh mad'u. Itu sebabnya penting bagi seorang dai untuk dapat memahami apa kebutuhan dari mad'u yang menjadi sasaran dakwahnya.

Sehingga materi yang diberikan dan metode yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan mad'u kita. Karena keadaan dari setiap mad'u berbeda, dalam kisah hidup Nabi Muhammad kita akan melihat perlakuan berbeda dari Nabi Muhammad kepada setiap objek dakwah beliau baik sebelum mereka memeluk Islam ataupun setelah berislam. Pilih kasih maksudnya? Bukan, beliau menyesuaikan dengan keadaan para sahabatnya. Kita akan melihat betapa cerdasnya beliau dalam berinteraksi dengan para sahabat dan membangun keakraban dengan mereka seraya berdakwah dan mencontohkan kebaikan. Yuk belajar jadi da'i yang baik dengan cara meneladain Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim.

NB: Ngomong-ngomong Alfred, Alfonso dan El Cid itu hanya bukan nama tokoh asli dalam cerita. Itu nama-nama raja Spanyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar