Ia ada di sana, matanya berbinar dengan kepercayaan yang utuh
Saat Quraisy meragukan risalahmu
Ia terbangun lalu lebih mengkhawatirkan keadaanmu dibanding keadaan dirinya
Terbangun dari pingsan panjangnya saat berusaha membelamu
Membela dari para pencela yang berusaha menyakitimu di Ka'bah kala itu
Ia juga ada di sana, melawan rasa takutnya, menahan rasa sakitnya
Menemani dan menjaga dirimu dalam perjalanan hijrah yang panjang
Dari Makkah ke gua Tsur, berlanjut hingga Yatsrib
Mengelilingimu sepanjang jalan diliputi kekhawatiran
Agar sesiapa yang berusaha membunuhmu dapat dihalau olehnya lebih dulu
Baginya, kehidupanmu jauh lebih berharga bagi seisi bumi daripada hidupnya sendiri
Ia terbangun di malam hari bersamamu
Menemani tangismu dalam doa yang dipanjatkan sepanjang malam
“Ya Allah, jika pasukanku ini kalah, niscaya tidak ada lagi yang menyembahmu di bumi ini.”
Sementara prajurit lain tertidur lelap menjelang pertempuran Badr
Ia menjadi yang pertama menyadari tanda kepergianmu
Kala muslimin larut dalam riuh gempita berita kemenangan dan fathu Makkah
Saat itu seorang hamba telah memilih Allah daripada nikmat di bumi
Langit madinah gelap, ditutupi duka yang mendalam
Ia menjadi yang terkuat untuk berdiri tegap dan melangkah maju
Kala muslimin belum mampu merelakan kepergianmu
Betapa istimewa Abu Bakr Ash-Shiddiq dalam perjalanan hidupmu wahai Rasulullah
Ya rabbi, sungguh hamba Mu iri
Meski tak sempurna, anugerahkan pribadi Abu Bakr pada diri dhaif ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar