Masih berbicara soal berhala, bentuknya amat banyak dan pada pena sebelumnya sudah disebutkan mengenai "komentar orang lain" dan "bergerak seorang diri". Sudah selesai? Belum. Berhala lainnya masih ada dalam wujud yang berbeda-beda:

Dampak dan Skala

"Apakah yang saya lakukan memiliki dampak yang besar?"
"Hm... masa cuma jadi ketua kelas sih. Gak keren ah."

Dan pikiran-pikiran lainnya yang serupa. Kadang kita mengukur perbuatan baik dengan seberapa besar dampak yang diberikan untuk sekitar kita. Padahal memulai gerak saja belum tapi sudah hitung-hitungan dampak dan pilih-pilih hanya yang skala besar misalnya. Saya jadi teringat dengan kisah-kisah kebaikan sederhana yang justru menjadi penyebab seseorang masuk ke dalam surga: memberi minum anjing, bersuci dengan sempurna, selalu mengevaluasi diri sebelum beranjak tidur dan lain sebagainya. Ah, kita tidak pernah tau amal mana yang pada akhirnya dapat bernilai besar di sisi Nya bukan?

Waktu

Ada kebaikan-kebaikan yang dapat dikerjakan namun memerlukan waktu yang cukup lama namun ada pula yang hanya membutuhkan waktu yang amat singkat. Sesingkat memindahkan duri di jalanan, mengisi form konfirmasi kehadiran dalam sebuah pertemuan organisasi atau membagikan tautan sebuah acara yang bermanfaat.

Namun dalam konteks hendak memulai berbuat baik, kadangkala kita sudah terlanjur membayangkan betapa lamanya waktu yang diperlukan untuk melihat bayangan kita mewujud jadi nyata. Bermimpi memiliki gerakan besar untuk desa tempat tinggal, membuat lembaga amal kemanusiaan, membuat start up unicorn hingga menjadi seorang doktor dengan riset yang meraih nobel. Semuanya bukan hal yang tidak mungkin untuk dicapai tapi tentu waktu dan jalan untuk bisa meraihnya akan sangat panjang. Ah, lupakan terlebih dahulu berhala itu jika memang kamu serius ingin meraih kebaikan besar ini. Mulai dulu aja.

Rencana

Ide sudah ada, mentok di rencana karena merasa perencanaan kurang sempurna. Akhirnya waktu berlalu sekian lama tanpa tanpa ada eksekusi. Pernah mengalami seperti itu? Saya sih pernah.

Mungkin ada perasaan dimana saat rencana tidak matang maka nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam keberjalanan. Ya, kemungkinan itu pasti ada bahkan pada hal yang dirasa sudah amat matang direncanakan.

Untuk itu, seringkali memulai eksekusi terlebih dahulu dengan rencana yang sudah ada lebih penting daripada menunggu rencana benar-benar sempurna sebab saat menjalankan suatu aktivitas kita bisa menemukan masalah-masalah yang tidak terbayangkan sebelumnya di tahap perencanaan. Berjalan sambil mengevaluasi gerak lebih baik selama diri kita pun siap untuk mendapatkan feed back dan siap mengevaluasi diri sendiri. Mekanisme gerak dalam scrum pun seperti itu: eksekusi dan evaluasi dalam tempo waktu yang cepat.

Catatan Penutup

Pada keadaan yang berbeda, berhala-berhala di atas tentu dapat menjadi pertimbangan dalam memilih kebaikan. Misal saat kamu menyadari bahwa sumber daya waktu dan tenaga yang kamu miliki sudah terasa berada pada batasnya jika menerima semua peluang berbuat baik (One of a kind, Saya juga bertemu dengan orang-orang yang seolah tidak habis energinya untuk terus membantu orang lain). Kita bisa memilih bentuk kebaikan unggulan yang menjadi fokus gerak dan menolak bentuk kebaikan lain agar kita dapat menjadi orang yang faaqih dalam urusan tersebut. Faaqih dalam makna memahami perkara tersebut dari A hingga abjad setelah Z jika suatu saat ada referendum huruf dunia untuk mengangkat satu huruf baru. Bercanda.

Pesan penutup dari Asa....

Terbiasa untuk memulai kebaikan meski kecil akan membuat kita merasa lebih ringan dalam mengambil bentuk kebaikan yang lebih besar.

Menemukan bentuk berhala lainnya?
Thought?

---------------------------
Memulai Kebaikan

Pena 1. Mulai Aja Dulu
Pena 2. Berhala Memulai Kebaikan

Pena 3. Berhala Memulai Kebaikan Episode II

2 komentar:

  1. Jazakallahu khairan katsir kak asa. Setelah membaca tulisan kakak dari pena 1-3, saya semakin yakin untuk benar2 memulai sesuatu yang sudah saya rencanakan tapi masih tertunda selama ini. Mohon izin untuk repost tulisannya kak🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Woh semangat Risma. You can do it!

      Hapus