Sering dengar kata ukhuwah? Jika ya, saya cukup yakin mayoritas kamu pernah terlibat dalam aktivitas dakwah. Yaaa dimana lagi kata ini akan hidup selain dalam aktivitas dakwah bukan? Bertahun-tahun pengalaman saya dalam beraktivitas di organisasi dakwah mahasiswa dan pemuda setidaknya mengajarkan satu prinsip penting yang banyak dilupakan dalam berukhuwah

Ukhuwah bukan dicari tapi dibangun

Kalimat di atas nampak sederhana tapi memang rata-rata seperti itulah gambaran kehidupan berukhuwah kita selama ini. Ketika kita bergabung dengan sebuah organisasi dan ditanya alasannya apa maka jawab kita, “Ingin mencari lingkungan yang baik, teman yang baik, ingin berukhuwah dsb”

Lalu kemudian ketika kita tidak mendapatkan hal itu di dalamnya kecewalah kita dengan berkata, “Masa anak-anak LDK tidak bisa setia kawan? Tidak bisa berukhuwah? Organisasi lain aja bisa dan lebih baik dari LDK. Padahal LDK lebih banyak belajar Islam dan bawa agama.” Lalu pergilah ia membawa-bawa “luka dakwah”. Klise sekali kisah kecewa ukhuwah ini.

Tapi memang begitulah jadinya ketika kita salah orientasi, salah fokus. Alih alih berfokus membangun ukhuwah bersama, yang kita lakukan adalah berpangku tangan kepada orang lain. Berharap ketua divisi internal yang membangun ukhuwah itu, atau berharap ketua angkatanlah yang menghidupkannya. Hingga kemudian ia bisa merasakan manisnya ukhuwah di tempat itu.

Nope, ukhuwah tidak berjalan dengan cara begitu ferguso…

Ukhuwah itu dibangun bukan dicari

Ia sendiri bermakna persaudaraan. Bersaudara dalam hal ini adalah aktivitas saling. Jadi tidak ada yang namanya kita hanya ingin dapet enaknya sendiri, hanya ingin mendapat manfaat dari ukhuwah. Ukhuwah ini akan semakin cepat dan kondusif terbentuk saat sejak awal sudut pandang kita sudah berubah soal ukhuwah: Aku, kamu, kami harus membangunnya!

Sehingga kemudian ukhuwah ini dihidupkan bersama-sama, tidak diletakkan di pundak beberapa orang saja karena membangun sendirian itu berat.

Ketika kita sudah menyadari bahwa ukhuwah ini perlu dibangun bersama-sama, ikhtiar berukhuwah pun akan maksimal karena inisiatif ukhuwah itu akan banyak dilakukan oleh anggota juga.

  • Ada yang berinisiatif menanyakan kabar temannya
  • Berinisiatif mengadakan kumpul tanpa diminta
  • Membuat kerecehan sederhana untuk mencairkan suasana
  • Memberikan ide untuk berdonasi saat temannya kesulitan

Bayangkan hal ini hanya dibebankan ke beberapa orang di divisi internal? Hanya kepada ketua angkatan? Berat bingo dan menjadi wajar ketika proses pembentukan ukhuwah itu berjalan lambat atau malah mundur.

Ukhuwah di zaman Rasul tidak dibangun oleh Rasul sendiri, kesadaran akan persaudaraan itu hidup di hati setiap muslim hingga mereka semua saling memperhatikan saudaranya tanpa Rasul minta. Ya, seperti itulah seharusnya kita berukhuwah.

Tapi, bukankah kita juga perlu mencari lingkaran yang baik itu? Ya tentu. Sudut pandang kita lah yang diubah dari "penerima manfaat ukhuwah" menjadi "pejuang ukhuwah".

Jadi, bagaimana kabar ukhuwah di tempatmu?

1 komentar: