Hari ini saya di Bandung
Siapa yang ingin berdiskusi
Ayo merapat!
Isi link di bio

Tulisan di instastory itu membuka kesempatan bagi Asa untuk bisa berjumpa dan berdiskusi langsung dengan seorang pemuda yang mungkin tidak asing di mata banyak aktivis kepemudaan, bang Faldo Maldini. Founder dari www.pulangkampuang.com ini menyempatkan diri untuk berdiskusi santai di malam hari yang dingin akibat hempasan hujan sore hari. Dalam temaram warm light kafe yang relatif sepi itu, sebuah cerita diangkat oleh bang Faldo...

"Bang, bagaimana caranya agar kami bisa berkompetisi dengan anak anak ADK?" Tanya seseorang yang ingin berdiskusi terkait kontestasi politik kampus kepada presbem UI 2012.

"Kalian harus rajin berkumpul. Bagaimana bisa mengalahkan mereka yang rajin bertemu setiap pekan saat ada maupun tidak adanya pemilu. Lah kalian baru berkumpul saat hendak ada pemilu saja!"

Meski lupa-lupa ingat transkripnya, begitulah kurang lebih percakapan yang terjadi antara bang Faldo dengan adik tingkatnya di UI beberapa tahun sebelumnya. Kami bersama menyimak dengan baik cerita dan diksusi kehidupan bersama bang Faldo di sebuah kafe di daerah Dago. Mengapa pertemuan begitu penting untuk sebuah gerakan?

Pertemuan adalah katalis pergerakan meski ada pula banyak gerak yang bisa dikoordinir tanpa perlu bertegur sapa. Contoh yang pernah saya rasakan adalah saat mengoordinir sebuah tim berjumlah 9 orang. Tim kecil ini diamanahkan untuk membuat buku saku GAMAIS: buku saku yang sejenis dengan buku sakti OSKM namun berisi tentang informasi seputar GAMAIS dan aktivitas keislaman di sekitar ITB.

Semenjak pengumuman staffing keluar, usaha briefing awal gagal dilakukan karena waktu liburan tiba dengan cepat. Akhirnya staff sudah berpencar ke berbagai tempat. Kami pun mengerjakan berbagai macam hal tanpa pernah bertatap muka. Project selesai dan Saya baru mengenali staff saat agenda makan-makan penutupan tim. Sayang belum mewacanakan foto bareng dengan tim "ajaib" ini.

Media sosial ada untuk mempermudah berbagai bentuk koordinasi. Aktivitas kontrol juga menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Rapat online? Seringkali ia terasa lebih menguras waktu daripada sebuah pertemuan. 1 jam tatap muka lebih produktif daripada 1 jam rapat online. Terlebih jika peserta rapat banyak jumlahnya dan vokal dalam menyampaikan pendapat. Membaca laju chat yang begitu cepat satu per satu bisa bikin mabuk sebagian orang. Perlu moderator yang lihai menguasai medan tempur rapat online.

Pengalaman pribadi menunjukkan hal tersebut. Kumpul rutin lembaga tinggi karisma contohnya. Ada transfer semangat yang tidak bisa diberikan hanya dengan sticker atau teks, kehangatan ukhuwah yang tidak sehangat pertemuan, ruh dari gerak berjama'ah yang tidak didapatkan.

Pernah merasa dapet charge ruhiyah hanya dengan bertemu orang shalih? Bahkan sebelum berbicara dengannya saja kita bisa mendapatkan semangat kembali.

Rangkai ukhuwah, lanjutkan dengan gerak sepenuh daya.

-------------------------------------------------
Thought Inspired from Faldo Maldini
Pena 1. Pilihan Pasca Kelulusan
Pena 2. Kenapa Harus Berpolitik?
Pena 3. Pertemuan, Katalis Pergerakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar