Kapal Inggris dan Gibraltar, Lukisan Thomas Whitcombe
Thariq ibn Ziyad, tokoh Islam yang membuka penaklukan Spanyol sesaat sebelum melakukan penyerangan berorasi di hadapan prajuritnya. Pidato tersebut sudah masyhur dalam sejarah Islam dan diceritakan dalam berbagai literatur. Menurut P. De Gayangos, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Thomson [1], berikut adalah pidato heroik yang disampaikan Thariq ibn Ziyad kepada para prajuritnya setelah Ia membakar seluruh kapal yang dinaiki oleh pasukan tersebut mengarungi Semenanjung Iberia...

Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh berada di depan dan lautan berada di belakang kalian? Demi Allah! Tak ada keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Pertimbangkanlah situasi kalian: kalian berdiri di atas pulau ini bagaikan begitu banyak anak-anak yatim terlontar ke dunia; kalian akan segera bertemu dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah ada.

Apa yang dapat kalian gunakan untuk melawan mereka?

Kalian tak memiliki senjata lain kecuali pedang, tak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian harus menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian untuk menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berganti menjadi keberanian yang sukar dikekang!

Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tak akan mampu bertahan menghadapi serangan kita. Ia telah datang untuk menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang dikuasainya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu bisa menjadi cara bagi kalian untuk memiliki semua itu, di samping akan menyelamatkan diri kalian dari kematian yang tak terelakkan.

Janganlah berpikir bahwa aku membebankan tugas kepada kalian sementara aku sendiri akan lari menghindar, atau aku menutup-nutupi bahaya yang ada dalam mengemban ekspedisi ini. Tidak! Kalian memang akan menghadapi datangnya masalah besar, tetapi juga kalian mengetahui bahwa kalian hanya akan menderita sebentar saja. Di akhir pertempuran ini kalian akan memunguti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara aku berkata ini pada kalian, aku berniat untuk tidak melakukannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh melebihi hasrat kalian. Apa yang akan aku lakukan melebihi apa yang akan kalian lakukan.

(Ambil yang baik, buang yang buruk. Pidato berapi-apinya seolah ruined dengan satu paragraf bagian dari pidato ini, apa mungkin sengaja untuk membakar semangat atau bagaimana belum tau asal usulnya. Tidak bisa menjudge begitu saja)
Kalian pastilah telah mendengar keunggulan yang melimpah ruah dari pulau ini, kalian pastilah telah mendengar bagaimana para perawan Yunani, sama rupawannya dengan bidadari, leher mereka berkilau dengan mutiara dan permata tak terbilang banyaknya, tubuh mereka mengenakan tunik terbuat dari sutera-sutera mahal bertabur emas, mereka menunggu kedatangan kalian. Mereka bersandar di atas dipan-dipan empuk di dalam istana-istana mewah para bangsawan dan pangeran bermahkota.
Kalian mengetahui benar bahwa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik telah memilih kalian seperti begitu banyak pahlawan lain dari kalangan para pemberani. Kalian tahu bahwa bangsawan-bangsawan besar tanah ini memiliki hasrat besar untuk menjadikan kalian anak mereka dan mengikat kalian dengan pernikahan, hanya jika kalian menyambut peperangan sebagaimana layaknya orang-orang berani dan pejuang sejati, serta menjadi ksatria yang berani. Kalian mengetahui bahwa rahmat Allah menantikan kalian jika kalian bersiap untuk menegakkan kalimat-Nya dan memproklamirkan dien-Nya di tanah ini.

Dan yang terakhir, tentu saja barang rampasan akan menjadi milik kalian dan kaum Muslim lainnya. Ingatlah baik-baik bahwa Allah Yang Mahaperkasa akan memilih sesuai janji ini yang terbaik di tengah kalian dan menganugerahinya pahala, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Dan ketahuilah aku akan berbuat demikian juga. Aku akan menjadi orang pertama yang akan memberi contoh pada kalian dan melakukan apa yang aku anjurkan pada kalian. Sebab inilah tujuanku, saat pertemuan dua pasukan ini, untuk menyerang raja Kristen yang lalim itu, Roderic, dan membunuhnya tanganku sendiri! insya Allah.

Saat kalian melihatku berkelahi mati-matian melawannya, seranglah musuh bersamaku. Jika aku membunuhnya, kemenangan menjadi milik kita. Jika aku terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena aku, tetaplah bertempur seolah aku masih hidup dan berada di tengah kalian, dan ikuti tujuanku, sebab saat mereka melihat rajanya jatuh, pastilah kaum kafir ini akan kocar-kacir. Akan tetapi, jika aku terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di antara kalian yang di dalam dirinya terdapat perpaduan antara keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti keberhasilan kita.

Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!

Sumber:
[1] Thomson, Ahmad dan Muhammad 'Ata' Ur Rahim. 2004. Islam Andalusia: Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan. Gaya Media Pratama: Ciputat halaman 19-21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar