Setiap satu abad, Islam memiliki sebuah tema spesifik yang menjadi bahasan utama. Contohnya ialah pada abad 20 kemarin, muslim di berbagai dunia tengah ramai membicarakan khilafah karena umat Islam rindu dengan khilafah pasca runtuhnya kepemimpinan tersebut di Turki pada 3 Maret. Di abad 21 ini tema besar peradaban sedang banyak diperbincangkan, mungkin memang tema besar Islam pada abad ini hingga akhir nanti adalah peradaban.

Terdapat banyak pendapat yang menerangkan tentang bagaimana seharusnya peradaban Islam dibangun. Baik metodenya, langkah-langkahnya, siapa yang akan memegang peran pemimpin peradaban Islam itu kelak, dan masih banyak lagi. Gerakan membangun kembali peradaban ini memang secara masif terjadi di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia bahkan tanpa komando dari seorang khalifah sekalipun, seolah Allah memang tengah menggiring umat Islam untuk kembali sadar dan bangkit dari ketertinggalan pasca keruntuhan khilafah Utsmani.

Berdasarkan beberapa referensi yang saya baca, dan dengarkan, berikut 4 komponen pembangun peradaban Islam... :)

1. Al Qur'an dan Sunnah

Kejayaan Islam, dari masa ke masa memiliki sebuah benang merah yang sama, yaitu Al Qur'an dan Sunnah. Ketika keduanya ditinggalkan maka barakah Allah cabut dari kepemimpinan tersebut dan ending-nya sudah dapat diprediksi dalam waktu yang tidak lama, kehancuran. Hal itulah yang terjadi pada masa kekhalifahan Umar ibn Abdul 'Aziz dimana kepemimpinannya yang singkat dapat membawa keutamaan pada setiap jengkal bumi yang dipimpin olehnya. Hal itulah yang terjadi pada Qordoba sebelum kehancurannya dimana pada masa itu para penguasa hidup dalam keserakahan akan dunia, moral mereka sudah jauh dari akhlaq seorang muslim, kerusakan terjadi dalam berbagai hal meski dibalut dengan kejayaan ilmu pengetahuan dan seni yang menyejarah hingga saat ini.

“Tidak akan baik generasi akhir umat ini, kecuali mengikuti apa yang membuat generasi terdahulu menjadi baik”
~ Imam Malik ~

Apa yang membuat generasi terhadulu baik? Ya, Al Qur'an dan Sunnah :)

2. Masjid

Dahulu, masjid-masjid menjadi basis kekuatan dari masyarakat Islam. Masjid tidak berfungsi hanya sebagai sebuah tempat ibadah, lebih dari itu masjid juga berfungsi sebagai tempat musyawarah kenegaraan, musyawarah strategi militer, tempat musyawarah keilmuan, terdapat banyak majelis ilmu, lingkaran-lingkaran halaqah yang dibina oleh para 'alim faqih di masanya, tempat menjalin ukhuwah serta silaturrahim, tempat mendidik para calon pemimpin, tempat yang manfaat keberadaannya dapat dirasakan secara langsung oleh sekitarnya, hingga markas-markas utama yang menjadi benteng dalam menghadapi serangan musuh yang hendak mengancam kedaulatan Islam.

Begitulah dahulu kala, masjid menjadi tempat yang membangun masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan saat ini, masjid difungsikan sebagai tempat untuk beribadah saja. Bermula dari masjidlah kita saat ini mengenal universitas Al Azhar di Kairo. Dahulu universitas tersebut hanyalah sebuah masjid yang giat melakukan aktivitas keilmuan hingga akhirnya menjadi salah satu perguruan tinggi tertua di dunia.

Sayangnya, terkadang di beberapa tempat, masjid menjadi ajang berlomba-lomba memperebutkan pengaruh dan jama'ah. Antar satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Na'udzu billah min dzaalik


Bersyukur di Indonesia ini terdapat masjid-masjid yang produktif dan dapat dijadikan teladan bagi masjid lainnya seperti masjid Jogokaryan yang jumlah jama'ah subuhnya sama dengan jumlah jama'ah jum'atnya serta memiliki prinsip sebagai khadim atau masjid Salman yang banyak memunculkan inovasi-inovasi pelayanan kepada umat.

3. Kisah

Apa yang istimewa dari sebuah kisah? Dalam sebuah teori dikatakan bahwa, "Karakter sebuah bangsa 20 tahun ke depan dipengaruhi oleh kisah yang banyak diceritakan kepada generasi mudanya saat ini." [citation needed, lupa dari mana]

Itu sebabnya kisah adalah sebuah aset yang besar untuk dapat dilestarikan dan diceritakan kepada anak cucu dari masa ke masa. Menurut salah seorang pendongeng yang masyhur di Indonesia, "Jangan-jangan itulah sebabnya mengapa di Indonesia saat ini banyak terjadi korupsi sebab dahulu kita akrab dengan kisah si kancil. Jangan-jangan itulah sebabnya mengaoa di Indonesia saat ini banyak terpapar pornografi sebab sejak kecil kita sudah dikenalkan dengan kisah Jaka Tarub yang mencuri pakaian bidadari kahyangan yang tengah mandi."

Jangan begitu sa, itu warisan leluhur, folk tales adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan dan tidak bisa disalahkan. Tapi begitulah teorinya berkata.

Berbeda halnya ketika kita sejak kecil sudah diceritakan dengan kisah heroik para sahabat yang dengan setia membantu nabi Muhammad. Maka anak kecil saat ini akan berkata, "Aku ingin menjadi Abu Bakr yang bijak, Umar yang tangguh, Utsman yang dermawan, Ali yang cerdas, Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel!" dan sebagainya. Terlihat jelas bedanya bukan? Mungkin inilah salah satu sebab beberapa ulama melarang kita untuk menceritakan kisah-kisah fiksi, sebab terdapat banyak kisah nyata yang dapat memberikan ibrah serta hikmah yang tiada ternilai, priceless!

Jika sudah terbangun kesadaran untuk dapat meneladani generasi terbaik sejak dini maka biidznillah kelak ketika sudah dewasa, mereka akan menjadi sosok-sosok luar biasa.

4. Keluarga

"Sebenarnya tidak ada konsep keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, yang ada ialah usrah muslimah. Istilah keluarga samara itu adalah istilah yang hanya masyhur di daerah asia tenggara aja."

Begitulah kurang lebih kutipan yang saya dapat dari seorang ustadz saat mengikuti sebuah seminar pra nikah. Saya pun baru mengetahui hal itu setelah mengikuti seminar itu. Tujuan utama dari membangun sebuah keluarga adalah sebagaimana yang disebutkan Hasan Al Banna mengenai maraatib amal al-islamiy:
1) Islah nafs (memperbaiki individu)
2) Binaa usrah muslimah (membangun keluarga islami)
3) Irsyadul mujtama' (membimbing masyarakat)
4) Tahrirul wathan (pembebasan tanah air)
5) Islah hukumaat (perbaikan hukum dan pemerintahan)
6) Ustadziyyatul 'alam (menjadi guru semesta)

Wah kamu anak HTI atau PKS ya, Sa? Bukan, itu merujuk pada salah satu tokoh pergerakan Islam aja. Kalau udah soal golongan, orang Indonesia sensinya luar binasa -_-

Mengapa membangun keluarga Islami adalah bagian penting dari membangun peradaban? Sebab peradaban terkecil dalam sebuah bangsa ialah keluarga. Maka bukan sakinah mawaddah wa rahmah yang menjadi tujuan utama, tapi keluarga islami. Sebab dalam berkeluarga tidak akan seindah yang terbayangkan dalam samara. Akan ada manis pahit, bahagia hingga sakit, namun selama semua itu ditujukan untuk mengharap ridha Allah maka semoga Allah berkenan menjadikan keluarga itu sebagai keluarga yang barakah hingga terwujudlah do'a yang disampaikan oleh sanak saudara, dan sahabat kala menghadiri walimah,

"Baarakallahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khair"

Wallahu a'lam. Mari membangun peradaban Islam ini bersama-sama dengan potensi apapun yang kita miliki. Terus berkarya, menebar manfaat kepada umat dan terus produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar