Suatu ketika seorang anak datang kepada ibunya kemudian bertanya,
"Ibu... ade boleh minta uang gak?"
"Buat apa de?"
"Hm... buat beli kado, sebentar lagi kakak kan mau pulang."
"Wah bagus, ini Ibu kasih uangnya."
Uang pun diterima oleh sang anak dengan wajah yang sumringah penuh bahagia karena sebentar lagi Ia bisa menyambut kepulangan kakaknya dengan kejutan. Melihat kisah tadi, ada kalanya kita harus juga berkaca mengenai do'a kita kepada Allah. Ketika kita meminta sesuatu kepada Nya, sudahkah kita menyiapkan jawaban untuk apa kita meminta perkara itu?
Kisah ini sering diceritakan oleh ustadz Salim A Fillah dalam berbagai kesempatan ketika membahas mengenai lapis-lapis keberkahan. Cerita tentang sepasang suami istri dan do'a-do'a yang mereka panjatkan...
***
Di sebuah rumah kontrakan, anak-anak sedang ramai mengikuti kegiatan mengaji yang dilakukan dengan rutin. Suatu ketika anak-anak itu menemukan crayon kemudian menjadikan dinding sebagai media menggambar pemandangan yang luas. Ternyata kejadian itu bertepatan dengan datangnya pemilik kontrakan untuk melakukan kontrol rutin. Setelah melihat tembok rumahnya penuh lukisan abstrak dengan berbagai warna, sang pemilik pun memarahi anak-anak dan menegur suami istri penyewa kontrakan tadi...
"Bukan untuk ini saya meminjamkan kontrakan ini kepada kalian!"
Air mata sang istri pun tumpah, kemudian ia berkata, "Ya Allah cuma anak-anak main aja dimarahi, nanti kan bisa kita cat lagi." Akhirnya sang suami berdo'a kepada Rabbnya, "Allahumma, jika memiliki rumah agar anak-anak dapat bermain dan mengaji dengan bebas adalah hal yang baik, maka kami ridha Engkau berikan sebuah rumah untuk kami."
Kemudian beberapa waktu kemudian Allah mudahkan jalan bagi sepasang suami istri itu untuk mendapatkan sebuah rumah. Mudah cara mendapatkannya, juga diberi kemudahan dalam pembayarannya. Tabaarakallah...
Pada kesempatan lain, sang istri kembali menangis dan berkata kepada suaminya, "Mas, tetangga sebelah kasihan sekali. Setiap hari harus pergi bolak balik berobat ke rumah sakit untuk cuci darah sementara kita disini belum bisa ikut mengantarkannya." Maka sang suami pun berdo'a kepada Rabbnya, "Allahumma, jika memiliki mobil untuk dapat mengantar tetangga kami berobat ke rumah sakit itu baik, maka kami ridha Engkau berikan sebuah mobil untuk kami."
Kemudian beberapa waktu setelah itu, sebuah mobil dari pastur setempat dijual. Sahabatnya segera mendatangi sang suami, "Mas! Mas! Itu mobil pastur di sana dijual pokoknya mas yang harus beli! Soalnya pastur itu udah gak laku gara-gara sampeyan sering ngisi pengajian di sini, jadi mobilnya harus dibeli biar mobilnya jadi muallaf!"
Didapatlah sebuah mobil dengan berbagai macam kemudahan, baik kemudahan dalam mendapatkannya maupun kemudahan dalam melakukan pembayarannya. Tabaarakallah...
***
Bagaimana jika do'a tidak kunjung dikabulkan? Perbaiki adab dalam berdo'a. Perbaiki apa yang masuk melalui mulut kita. Kemudian jangan menyerah untuk terus meminta. Kebaikan tetaplah kebaikan meski mungkin kita tidak merasakannya dalam waktu yang dekat bukan? :)
Sebagaimana do'a Nabi Ibrahim kepada penduduk Bakkah (Makkah) agar turun diantara mereka seorang rasul. Meski tidak merasakan hasil dari do'anya, namun kehadiran Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah paripurna bagi umat manusia tetaplah sebuah kebaikan bukan? :)
Sebagaimana do'a seorang Ayah atau Ibu agar anaknya kelak menjadi seorang yang shalih. Bisa jadi keduanya tidak melihat keshalihan anaknya saat mereka masih hidup, sepeninggal mereka? Siapa yang tau? Tapi keshalihan anaknya tetaplah sebuah kebaikan meski mata tidak melihatnya secara langsung bukan? :)
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar